Selasa, 09 September 2014

Harta rampasan perang (Al Anfāl):11

Harta rampasan perang (Al-'Anfāl):11

Harta rampasan perang Al Anfal 11
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).

Senin, 08 September 2014

Jujur Tanda Beriman

Satu barisan (Aş-Şaf):2
Jujur Tanda Beriman

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

Satu barisan (Aş-Şaf):3

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Minggu, 07 September 2014

Allah Sebaik-Baik Pelindung

Harta rampasan perang (Al-'Anfāl):40

Allah Sebaik-Baik Pelindung
Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Sabtu, 06 September 2014

LEBIH MENJAGA HATI DARIPADA JASAD

"LEBIH MENJAGA HATI DARIPADA JASAD"

Penjagaan terhadap hati haruslah melebihi perhatian akan keelokan jasad lahiriahnya. HATILAH YANG DINILAI ALLAH, BUKAN SEKEDAR INDAHNYA JASAD.


"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad & bentuk kalian, akan tetapi DIA MELIHAT KEPADA HATI SERTA AMALAN KALIAN."
LEBIH MENJAGA HATI DARIPADA JASAD

(HR Muslim).

Ustadz Faisal

Jumat, 05 September 2014

Ciri Orang Beriman


Ciri Orang Beriman
Terjemah Surat Al Anfaal Ayat 1-4

1.[1] Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, "Harta rampasan perang itu milik Allah[2] dan Rasul[3] (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu[4], dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman[5]."

2.[6] Sesungguhnya orang-orang yang beriman[7] adalah mereka yang apabila disebut nama Allah[8] gemetar hatinya[9], dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuat) imannya[10] dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal[11],

3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat[12] dan yang menginfakkan[13] sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman[14]. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia[15].

[1] Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Mush’ab bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Ketika telah terjadi peperangan Badar, aku datang membawa pedang, lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah mengobati (rasa marah) dadaku kepada kaum musyrik” atau kata-kata seperti itu. Berikanlah untukku pedang ini.” Beliau mejawab, “(Pedang) ini tidak untukku dan tidak untukmu.” Aku pun berkata, “Boleh jadi pedang ini akan diberikan kepada orang yang tidak berbuat seperti yang aku lakukan.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya engkau telah meminta kepadaku, sedangkan pedang itu bukan milikku, namun (sekarang) telah jadi milikku, dan ia (pedang itu) adalah untukmu.”, maka turunlah ayat, “Yas’aluunaka ‘anil anfaal.” Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”
Abu Dawud juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada peperangan Badar, “Barang siapa yang melakukan ini dan itu, maka ia memperoleh ini dan itu dari harta rampasan perang.” Maka para pemuda maju, sedangkan kaum tua memegang panji-panji dan tetap di tempatnya. Ketika Allah memberikan kemenangan kepada mreka, maka kaum tua berkata, “Kami merupakan pembela kamu. Jika kamu mundur, maka kamu akan kembali kepada kami. Oleh karena itu, kamu tidak boleh membawa harta rampasan semuanya, sedangkan kami tidak mengambilnya.” Akan tetapi para pemuda enggan melakukannya, mereka berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjadikannya untuk kami.” Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat, “Yas’aluunaka ‘anil anfaal…dst. Sampai Kamaa akhrajaka Rabbuka min baitika bil haq wa ina fariiqam minal mu’miniina la kaarihuun.” Ia (Ibnu Abbas) berkata, “Hal itu (berangkat ke perang Badar) lebih baik bagi mereka.” Demikian juga (pembagian secara sama antara para pemuda dan kaum tua dan tidak menyelisihi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Oleh karena itu, taatilah aku. Karena aku mengetahui akhir dari semua ini daripada kamu.”
Kedua sebab ini tidaklah bertentangan, karena mungkin saja ayat tersebut turun berkenaan kedua sebab ini, wallahu a’lam.
[2] Dia memberikannya kepada yang Dia kehendaki, dan tidak ada yang boleh menentangnya, bahkan sikap yang harus kamu lakukan adalah ridha dan menerima yang merupakan pengamalan dari firman-Nya, “Maka bertakwalah kepada Allah.”
[3] Beliau membaginya mengikuti perintah Allah. Ketika itu, Beliau membaginya secara sama rata.
[4] Dengan saling mencintai dan meninggalkan pertengkaran, karena ketika kaum muslimin memperoleh harta rampasan perang, mereka bertengkar, lalu mereka bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bagaimana cara membaginya dan kepada siapakah dibagi?
[5] Karena iman mengajak untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, jika kurang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hal itu disebabkan kekurangan imannya.
[6] Oleh karena iman terbagi menjadi dua bagian; iman yang sempurna yang menjadikan pemiliknya dipuji, disanjung dan memperoleh keberuntungan yang sempurna, dan iman yang kurang, maka pada ayat di atas Alah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan tentang iman yang sempurna.
[7] Maksudnya orang mukmin yang sempurna imannya.
[8] Yakni ancaman-Nya..
[9] Hatinya takut sehingga membuatnya menjauhi larangan Allah dan bertakwa kepada-Nya. Hal itu, karena takut kepada Alah merupakan penghalang terbesar seseorang mengerjakan larangan-larangan Allah dan pendorong utama seseorang mengerjakan perintah-perintah-Nya.
[10] Karena mereka memasang telinganya dan menghadirkan hatinya untuk mentadabburinya sehingga imannya bertambah, tentunya mereka mengetahui makna yang dikandung ayat tersebut, mengingat apa yang telah mereka lupakan, adanya kecintaan kepada kebaikan, rindu dengan keutamaan dari sisi Allah, takut terhadap siksa-nya dan menghindari maksiat, semua ini dapat menambah imannya.
[11] Mereka bersandar kepada Alah dalam mendatangkan maslahat dan menghindarkan madharrat dan yakin kepada-Nya.
[12] Yang wajib maupun yang sunat disertai sikap khusyu’ (hadirnya hati dan diamnya anggota badan).
[13] Baik infak yang wajib (seperti zakat, kaffarat, menafkahi anak dan istri, orang tua, dan budak yang dimiliki) maupun yang sunat (seperti sedekah di semua jalan-jalan kebaikan).
[14] Karena mereka menggabung antara Islam dengan iman, antara amalan batin dengan amalan zhahir (nampak), antara ilmu dengan amal, antara hak Allah dan hak hamba-hamba Allah. Ayat ini menunjukkan, bahwa sepatutnya seorang hamba memperhatikan imannya dan menguatkannya, yang di antara caranya adalah dengan mentadabburi (memikirkan) kitab Allah dan memperhatikan maknanya.
[15] Di surga, yaitu yang Allah siapkan untuk penghuni surga berupa sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di hati manusia.

www.tafsir.web.id



Kamis, 04 September 2014

LARANGAN BICARA SAAT KHUTBAH

"LARANGAN BICARA SAAT KHUTBAH"

LARANGAN BICARA SAAT KHUTBAH
Berbicara saat imam sedang berkhutbah adalah DILARANG.
Rasul Saw bersabda :

"Apabila engkau pada hari jum'at BERKATA KEPADA TEMANMU 'DIAMLAH', padahal imam sedang berkhutbah, MAKA SIA-SIALAH (SHALAT JUM'AT) MU."

(Ash-Shahihain).

=NA'UDZUBILLAH=
Ustadz Faisal

Rabu, 03 September 2014

BAIKNYA HATI BAIKNYA JASAD KITA

"BAIKNYA HATI, BAIKNYA JASAD KITA"

BAIKNYA HATI BAIKNYA JASAD KITA
"Ketahuilah, bahwa di dalam jasad ini terdapat segumpal daging, apabila baik maka baik pula seluruh tubuhnya, namun apabila rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya, KETAHUILAH BAHWA ITU ADALAH HATI."

(HR Bukhari).

Jagalah hati jangan kau nodai, karena hati LENTERA HIDUP INI.

Ustadz Faisal

Selasa, 02 September 2014

PAHALA YANG SAMA DENGAN HAJI & UMROH

"AMAL YANG PAHALANYA SAMA DENGAN HAJI & UMROH"

PAHALA YANG SAMA DENGAN HAJI & UMROH
"Barangsiapa shalat shubuh berjamaah, lalu duduk berdzikir di tempat ia shalat hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (shalat isyraq), maka PAHALANYA SAMA DENGAN PAHALA IBADAH HAJI & UMROH YANG SEMPURNA"

(HR Tirmidzi).

=Subhanallah=
Ustadz Faisal

Senin, 01 September 2014

SHALAT YANG DICINTAI ALLAH

"SHALAT YANG DICINTAI ALLAH"

SHALAT YANG DICINTAI ALLAH
"Shalat yg paling dicintai Allah adalah SHALAT NABI DAWUD. Nabi Dawud tidur hingga pertengahan malam, lalu SHALAT PADA SEPERTIGANYA."

(HR Bukhari).

Shalat ketika sebagian besar orang ASYIK TERLELAP TIDUR.
Bagi hamba yang Taqarub & Munajat, ALLAH CUKUPI HAJAT KEHIDUPANNYA.


=Subhanallah=
Ustadz Faisal