[1] Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Mush’ab bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Ketika telah terjadi peperangan Badar, aku datang membawa pedang, lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah mengobati (rasa marah) dadaku kepada kaum musyrik” atau kata-kata seperti itu. Berikanlah untukku pedang ini.” Beliau mejawab, “(Pedang) ini tidak untukku dan tidak untukmu.” Aku pun berkata, “Boleh jadi pedang ini akan diberikan kepada orang yang tidak berbuat seperti yang aku lakukan.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya engkau telah meminta kepadaku, sedangkan pedang itu bukan milikku, namun (sekarang) telah jadi milikku, dan ia (pedang itu) adalah untukmu.”, maka turunlah ayat, “Yas’aluunaka ‘anil anfaal.” Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”Abu Dawud juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada peperangan Badar, “Barang siapa yang melakukan ini dan itu, maka ia memperoleh ini dan itu dari harta rampasan perang.” Maka para pemuda maju, sedangkan kaum tua memegang panji-panji dan tetap di tempatnya. Ketika Allah memberikan kemenangan kepada mreka, maka kaum tua berkata, “Kami merupakan pembela kamu. Jika kamu mundur, maka kamu akan kembali kepada kami. Oleh karena itu, kamu tidak boleh membawa harta rampasan semuanya, sedangkan kami tidak mengambilnya.” Akan tetapi para pemuda enggan melakukannya, mereka berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjadikannya untuk kami.” Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat, “Yas’aluunaka ‘anil anfaal…dst. Sampai Kamaa akhrajaka Rabbuka min baitika bil haq wa ina fariiqam minal mu’miniina la kaarihuun.” Ia (Ibnu Abbas) berkata, “Hal itu (berangkat ke perang Badar) lebih baik bagi mereka.” Demikian juga (pembagian secara sama antara para pemuda dan kaum tua dan tidak menyelisihi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Oleh karena itu, taatilah aku. Karena aku mengetahui akhir dari semua ini daripada kamu.”Kedua sebab ini tidaklah bertentangan, karena mungkin saja ayat tersebut turun berkenaan kedua sebab ini, wallahu a’lam.[2] Dia memberikannya kepada yang Dia kehendaki, dan tidak ada yang boleh menentangnya, bahkan sikap yang harus kamu lakukan adalah ridha dan menerima yang merupakan pengamalan dari firman-Nya, “Maka bertakwalah kepada Allah.”[3] Beliau membaginya mengikuti perintah Allah. Ketika itu, Beliau membaginya secara sama rata.[4] Dengan saling mencintai dan meninggalkan pertengkaran, karena ketika kaum muslimin memperoleh harta rampasan perang, mereka bertengkar, lalu mereka bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bagaimana cara membaginya dan kepada siapakah dibagi?[5] Karena iman mengajak untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, jika kurang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hal itu disebabkan kekurangan imannya.[6] Oleh karena iman terbagi menjadi dua bagian; iman yang sempurna yang menjadikan pemiliknya dipuji, disanjung dan memperoleh keberuntungan yang sempurna, dan iman yang kurang, maka pada ayat di atas Alah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan tentang iman yang sempurna.[7] Maksudnya orang mukmin yang sempurna imannya.[8] Yakni ancaman-Nya..[9] Hatinya takut sehingga membuatnya menjauhi larangan Allah dan bertakwa kepada-Nya. Hal itu, karena takut kepada Alah merupakan penghalang terbesar seseorang mengerjakan larangan-larangan Allah dan pendorong utama seseorang mengerjakan perintah-perintah-Nya.[10] Karena mereka memasang telinganya dan menghadirkan hatinya untuk mentadabburinya sehingga imannya bertambah, tentunya mereka mengetahui makna yang dikandung ayat tersebut, mengingat apa yang telah mereka lupakan, adanya kecintaan kepada kebaikan, rindu dengan keutamaan dari sisi Allah, takut terhadap siksa-nya dan menghindari maksiat, semua ini dapat menambah imannya.[11] Mereka bersandar kepada Alah dalam mendatangkan maslahat dan menghindarkan madharrat dan yakin kepada-Nya.[12] Yang wajib maupun yang sunat disertai sikap khusyu’ (hadirnya hati dan diamnya anggota badan).[13] Baik infak yang wajib (seperti zakat, kaffarat, menafkahi anak dan istri, orang tua, dan budak yang dimiliki) maupun yang sunat (seperti sedekah di semua jalan-jalan kebaikan).[14] Karena mereka menggabung antara Islam dengan iman, antara amalan batin dengan amalan zhahir (nampak), antara ilmu dengan amal, antara hak Allah dan hak hamba-hamba Allah. Ayat ini menunjukkan, bahwa sepatutnya seorang hamba memperhatikan imannya dan menguatkannya, yang di antara caranya adalah dengan mentadabburi (memikirkan) kitab Allah dan memperhatikan maknanya.[15] Di surga, yaitu yang Allah siapkan untuk penghuni surga berupa sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di hati manusia.
Jumat, 05 September 2014
Ciri Orang Beriman
Jumat, 29 Agustus 2014
INFAQ YANG LUAR BIASA
Infaq saat lapang adalah biasa, INFAQ SAAT SEMPIT itu baru LUAR BIASA. Ini adalah salah satu ciri ORANG BERTAQWA, mulia di sisi Allah.
134. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit[1], dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema'afkan (kesalahan) orang lain[3]. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan[4]
(QS.3:134)
[1] Yakni ketika mereka lapang, mereka banyak berinfak, namun ketika susah mereka tidak meremehkan perkara ma'ruf meskipun kecil.[2] Padahal mampu melampiaskan amarahnya dan bersabar dari membalas orang yang berbuat buruk kepada mereka.[3] Dengan tidak membalas.[4] Untuk dapat memahami ayat ini kami bawakan kisah berikut –terlepas apakah kisah ini sahih atau tidak- hanya saja kita dapat mengambilnya sebagai pelajaran. Kisah ini disebutkan dalam kitab Minhajul Muslim ketika menerangkan tentang ihsan:Dahulu seorang majikan pernah dibuat marah oleh budaknya, majikannya pun marah dan hendak menghukumnya, maka budaknya membacakan ayat, “Wal kaazhimiinal ghaizh” (Dan orang-orang yang menahan marahnya), maka majikannya berkata, “Ya, saya tahan marah saya.” Budaknya membacakan ayat lagi, “Wal ‘aafiina ‘anin naas” (serta memaafkan orang lain), maka majikannya berkata, “Ya, kamu saya maafkan.” Budaknya lalu membacakan lagi, “Wallahu yuhibbul muhsininiin” (Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan), maka majikannya berkata, “Sudah pergi sana, kamu merdeka karena Allah Ta’ala.”Inilah contoh menahan marah, memaafkan orang lain dan berbuat ihsan.Ihsan terbagi menjadi dua:1. Ihsan dalam beribadah.Ihsan dalam beribadah ditafsirkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya, yaitu, "Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak merasa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Muslim)2. Ihsan kepada makhlukSedangkan ihsan kepada makhluk adalah memberikan manfaat baik yang bersifat agama maupun dunia kepada makhluk serta menghindarkan keburukan dari mereka. Termasuk ke dalamnya beramr ma'ruf dan bernahi munkar, mengajarkan orang yang tidak tahu, menasehati orang yang lalai, memberikan sikap nasihat (tulus) kepada manusia secara umum maupun khusus, berusaha menyatukan mereka, memberikan sedekah dan nafkah yang wajib maupun sunat sesuai keadaan mereka dan sifatnya, memberikan kedermawanan, menghindarkan gangguan dan siap memikul gangguan yang menyakitkan.
Kamis, 28 Agustus 2014
NAFKAH YANG TERBAIK
Adalah sesuatu yang kita cintai, menjadi ukuran kesempurnaan bila dinafkahkan di jalan Allah.
Terjemah Surat Ali Imran Ayat 92-94
[1] Ayat ini merupakan dorongan Allah kepada hamba-hamba-Nya untuk menginfakkan harta pada jalan-jalan kebaikan.[2] Orang yang lebih mencintai Allah akan rela mengorbankan harta yang dicintainya dengan menginfakkannya di jalan-jalan yang diridhai-Nya. Termasuk ke dalam menginfakkan harta yang dicintainya adalah berinfak ketika orang yang berinfak membutuhkannya dan berinfak ketika kondisi sehat dan berat mengeluarkannya; dalam kondisi di mana ia khawatir miskin dan mengharap kaya. Ayat ini menunjukkan bahwa tingkat kebajikan seorang hamba tergantung sejauh mana kerelaan menginfakkan harta yang dicintainya.[3] Agar tidak ada kesan bahwa menginfakkan harta jika tidak seperti yang disebutkan berarti tidak bermanfaat, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa apa saja yang kita infakkan, besar maupun kecil, dicintai atau tidak harta itu, maka Allah akan membalasnya sesuai niat dan manfaat barang yang diinfakkan.[4] Sehingga Dia pun akan memberikan balasan.
Jumat, 22 Agustus 2014
Guruh (Ar-Ra`d):22-23
Selasa, 24 Desember 2013
AL QURAN adalah Solusi
Semua masalah dan kesulitan sudah
ada jawabannya di Al Quran :
Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin…..”
✅Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata
“Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)
Ketika kita mengeluh : “Capek banget deeh….”
✅Alloh menjawab : “…dan KAMI jadikan
tidurmu untuk istirahat.” (QS.An- Naba :9)
Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya…”
✅Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan
sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)
Ketika kita mengeluh : “Stressss nih bingung”
✅Allah menjawab : “Hanya dengan
mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ra’d :28)
Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh… ini mah semua bakal sia-sia..”
✅Allah menjawab :”Siapa yg mengerjakan kebaikan sebesar biji
dzarah sekalipun, niscaya ia akan
melihat balasannya”. (QS. Al- Zalzalah :7)
Ketika kita mengeluh : “Gile aje..gue sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin…”
✅Allah menjawab : “Berdoalah
(mintalah) kepadaKU, niscaya Aku
kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)
Ketika kita mengeluh : “ Duh..sedih banget deh gue…”
✅Allah menjawab : “La Tahzan,..Innallaha Ma’ana... Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)
Ketika kita mengeluh : “ampuuun
kenapa sih susah amat nih kerjaan…”
✅Allah menjawab : “sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah;6-7)..
Semakin dekatlah kepada Allah SWT
Karena semua kebutuhan kita ada padaNya...
Dikirim oleh Ustadz H. Avip Vivarullah
Minggu, 22 Desember 2013
Jilbab untuk POLWAN
Sabtu, 14 Desember 2013
Bekerjasamalah
Kamis, 12 Desember 2013
Jadilah DERMAWAN
(QS 47:38)
(QS 59:9)
(QS 2:261)
Selasa, 10 Desember 2013
Nabi MUHAMMAD sudah pake mikroskop ?
Dr. Keith L. Moore, MSc, PhD, FIAC, FSRM
Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi Alquran tentang 'Penciptaan Manusia' kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya lalu berkata :
Jumat, 24 Mei 2013
STRUKTUR JAGAD RAYA
- matahari, bintang, planet, bulan, asteroida, dll
- Tata surya
- Galaksi
- Cluster galaksi
Selasa, 21 Mei 2013
Sesama Mukmin itu Bersaudara
Minggu, 12 Mei 2013
Indera Kita Akan Dimintakan Pertanggungjawaban
Selasa, 07 Mei 2013
Bersedekah Dengan Yang Terbaik
Jumat, 03 Mei 2013
Mau Pahala Yang Besar ?
Kamis, 25 April 2013
Keindahan Surga
Minggu, 21 April 2013
Maryam 19 : 96
Selasa, 16 April 2013
Al Hasyr 59 : 14
لا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ
- Buletin Al Mujahidin 08/2012
- Diperbaharui oleh abiiba 11-4-2013