Dalam
beberapa tulisan mendatang akan kami paparkan sekelumit mengenai ghibah, semoga
dapat menjadi bahan renungan untuk kita semua
Bahaya
Ghibah
"Janganlah
sebagian kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain, sukakah seorang
diantaramu memakan saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang."(QS. Al Hujurat, 049:012)
Apa
sih ghibah itu? Ghibah atau bahasa gaulnya "ngegosip" adalah
membicarakan orang dengan hal yang tidak disukainya seandainya ia mendengar,
baik tentang kekurangan yng ada pada badan, nasab (keturunan), akhlak,
perbuatan, perkataan, agama, dunianya, bahkan pakaian, rumah dan kendaraannya.
Al
Qur'an mengibaratkan orang yang suka menggunjing, seperti orang yang memakan
daging saudaranya sendiri. Begitu juga dengan orang yang mendengar ghibah. Ia
tidak terbebas dari dosa kecuali dengan mengingkari secara lisan atau dengan
hatinya. Seperti sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabhrani,
"Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya yang sedang
dipergunjingkan, maka Alloh akan membebaskannya dari api neraka."
HAL
YANG MENDORONG GHIBAH
Harus
diakui bahwa perempuanlah yang paling suka ngobrol ngalor-ngidul. Dan kadang
(bahkan sering) obrolan itu menjurus kepada ghibah. Menurut para pakar
psikologi, perempuan cenderung emosional dibandingkan pria. Hal-hal yang sangat
peka begitu mudah menyentuh emosi dan mempengaruhi perempuan. Sedangkan gosip adalah
pembicaraan menyangkut nasib orang lain yang bisa membuat perasaan kaget,
miris, atau juga benci. Nah, disitulah emosi kaum hawa terpancing. Tapi, bukan
berarti pria terbebas dari gosip lho!
Imam
Al Ghazali dalam bukunya Mensucikan Jiwa, menyebutkan beberapa faktor yang
mendorong ghibah.
Pertama,
melampiaskan kemarahan. Jika sedang marah, orang dengan mudah menyebutkan
keburukan-keburukan. Jika seseorang itu tidak memiliki keberagamaan yang kuat
maka ia tak akan mampu mencegah perbuatan ghibah itu.
Faktor
kedua adalah menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, dengan berbasa-basi dan
mendukung pembicaraan mereka walaupun pembicaraannya itu menyebut-nyebutkan aib
orang.
Ketiga,
ingin mendahului menjelek-jelekkan keadaan orang yang dikhawatirkan memandang jelek
ihwalnya di sisi orang yang disegani.
Keempat,
keinginan bercuci tangan dari perbuatan yang dinisbatkan kepada dirinya.
Kelima,
ingin membanggakan diri. Mengangkat dirinya sendiri dan menjatuhkan orang lain.
Misalnya ia berkata, "si Fulan itu bodoh, pemahamannya dangkal dan
ucapannya lemah."
Keenam,
kedengkian. Bisa jadi ia mendengki orang yang disanjung, dicintai dan dihormati
orang banyak, lalu ia menginginkan lenyapnya nikmat dari orang itu, tetapi
tidak mendapat jalan kecuali dengan mempermalukan orang tersebut di hadapan
orang banyak.
Ketujuh,
bermain-main, senda gurau dan mengisi waktu kosong dengan lelucon. Lalu ia
menyebutkan aib orang lain agar orang-orang menertawakannya. Penyebab timbulnya
hal ini adalah kesombongan dan ujub.
Kedelapan,
melecehkan dan merendahkan orang lain demi untuk menghinakannya. Penyebabnya
adalah sombong dan menganggap kecil orang lain.
KAFARAT
GHIBAH
Orang
yng menggunjing, sebaiknya segera sadar dan bertaubat serta menyesali
perbuatannya agar terbebas dari hukuman Alloh, kemudian meminta pembebasan dari
orang yang digunjing agar terbebas dari tuntutan balasan kezaliman.
Dalam
hadits shahih, diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Siapa yang memiliki
tuntutan kezaliman dari saudaranya menyangkut kehormatan atau harta maka
hendaklah ia meminta pembebasannya sebelum datangnya hari dimana tidak ada
dinar maupun dirham, tetapi akan diambil dari kebaikan-kebaikannya maka
keburukan-keburukan saudaranya diambil lalu ditambahkan kepada
keburukan-keburukannya."
Dalam
hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud secara musnad dan mursal, Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda: "Pada malam ketika aku melakukan perjalanan
malam (isra'), aku melewati suatu kaum yang mencakar wajahnya mereka dengan
kuku mereka sendiri. Aku bertanya, 'wahai Jibril, siapakah mereka itu?' Jibril
menjawab, 'mereka adalah orang-orang yang menggunjing dan mencela kehormatan
orang lain.'"
OBAT
PENCEGAH GHIBAH
Semua
akhlak yang buruk hanya dapat diobati dengan adonan ilmu dan amal. Obat setiap
penyakit adalah dengan melawan penyebabnya. Sedangkan mengobati penyakit lidah
bisa dilakukan dengan mengetahui beberapa hal:
1.
Ghibah dapat mendatangkan kemurkaan Alloh,
2.
Membatalkan kebaikan-kebaikan di hari kiamat,
3.
Memindahkan kebaikan-kebaikan kita kepada orang yang digunjing sebagai ganti
dari kehormatan yang telah dinodainya. Jika tidak memiliki kebaikan yang bisa
dialihkan, maka keburukan orang yang digunjing itu akan dialihkan kepada kita,
4.
Pelajarilah tentang nash berghibah niscaya lidah kita tidak akan melakuk ghibah
karena takut kepada hukum Alloh,
5.
Merenungkan cacat diri sendiri sehingga malu jika membicarakan orang lain,
6.
Bahwa orang lain merasa sakit karena ghibah yang dilakukannya, sebagaimana dia
akan merasa sakit bila orang lain menggunjingnya,
7.
Setiap kali mendengar selentingan, cepatlah berkata kepada diri sendiri, apakah
aku mendapat manfaat atau menyeritakan kembali hal ini kepada orang lain?
8.
Kurangi nongkrong di tempat yang nikmat untuk bergosip,
9.
Pujilah diri sendiri setiap kali berhasil menahan untuk tidak bergosip tentang
suatu hal yang baru kamu ketahui,
10.
Rajinlah membaca Al Qur'an, lalu salurkan bahan gosipmu dengan membahas sesuatu
yg bermanfaat atau berdiskusi.
To be
continued
(Sumber:
http://www.assalafy.org/artikel.php?kategori=akhlaq=2)
Dikirmkan
oleh Ustadz Djuned Gamaruddin
Edit
tata letak oleh abiiba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar