Rabu, 01 Mei 2013

Tangisan Rasulullah SAW

Pada suatu ketika Rasulullah SAW sedang khusyuk bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”  Rasulullah SAW menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah SAW yang berada di belakangnya mengikut dzikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olok orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang lelaki gagah dan tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah SAW.”


Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum,
lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusanNy sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi SAW. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah SAW. Melihat hal itu, Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: “Wahal orang Arab! jangan berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah SWT mengutusku bukan untuk menjadi seorang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril turun membawa berita dari langit dia berkata: “Wahai Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah SWT. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata: “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya” jawab orang itu. “Jika Tuhan memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Tuhan memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya”

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab Badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “Wahai Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisabnya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya.  Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di surga nanti!” Betapa bahagianya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.


Himpunan kisah-kisah teladan

sumber : Buletin Al Mujahidin 12/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar