Kamis, 16 Mei 2013

Perempuan Tua dan Sapi Tua


Kisah nyata ini terjadi di sebuah daerah di Yaman. Kisah penderitaan dan kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah, benci, dendam dan sedih. Dimana korban kebanyakan adalah anak-anak kecil tak berdosa yang menjadi sasaran muntahan peluru hingga darah membasah bumi tanpa henti. Tragedi dahsyat itu juga sampai ke telinga seorang perempuan tua yang hidup miskin di salah satu kampung di Yaman. Sama seperti orang lain, dia juga turut sedih dan pilu hingga berurai air matanya.

Lantas suatu hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba membantu sekadar semampunya. Kebetulan ‘harta’ yang dia miliki adalah seekor sapi tua, terlalu uzur, kurus dan sudah tidak berharga. Dengan semangat tinggi dan perasaan simpati amat sangat, dia berniat menyedekahkan sapinya itu kepada penduduk Gaza,  lalu ia berjalan kaki dari rumah pergi ke salah satu masjid di Yaman sambil menarik sapi tunggal kesayangannya itu.

Kebetulan hari Jum’at dan para jemaah sudah memenuhi masjid untuk bersiap melaksanakan ibadat tersebut. Ketika itu, ramai yang melihat dan memperhatikan perempuan tua nan miskin dengan sapinya yang berada di sisi luar halaman masjid. Ada yang mengangguk, ada yang menggeleng kepala. Tak terkecuali ada juga yang tersenyum sinis, tertawa mengejek melihat perempuan miskin yang setia berdiri di sisi sapinya.

Waktu berlalu jemaah masjid walaupun khusuk mendengar khutbah namun sesekali memperhatikan dua mahkhluk Allah itu. Perempuan dan sapi itu masih di situ yang tanpa rasa malu atau segan diraut wajahnya walaupun dibakar terik mentari dan peluh menetes serta memercik di muka, perempuan dan sapi tua itu masih saja di situ.

Segera setelah jamaah selesai sholat dan berdo’a, tiba-tiba perempuan itu dengan tergesa-gesa menarik sapi itu membawanya ke halaman tepat di depan pintu masjid sambil menanti dengan penuh sabar tanpa mempedulikan jamaah yang keluar. Ramai juga orang yang tidak beranjak dan perasaan ingin tahu, apa yang bakal dilakukan oleh perempuan tua itu.

Tatkala Imam Masjid keluar, perempuan tua itu dengan antusias berkata :”Wahai Imam, aku telah mendengar kisah sedih penduduk di Gaza. Aku seorang yang miskin tetapi aku bersimpati dan ingin membantu. Sudilah kiranya kau terima satu-satunya sapi yang kupunyai ini untuk dibawa ke Gaza, untuk di berikan kepada penduduk di sana”

Gaduh seketika orang yang berada di masjid itu. Imam kaget dengan permintaan perempuan itu namun keberatan untuk menerima. Ya, bagaimana membawa sapi tua itu ke Gaza? Kemudian para jemaah mulai bercakap-cakap. Ada yang mengatakan tindakan itu tidak munasabah apalagi sapi itu sudah tua dan tiada harga.
 “Tolonglah.. bawalah sapi ini ke Gaza, ini saja yang aku punya. Aku ingin benar membantu mereka,” ulang perempuan yang tidak dikenali itu. Imam tadi masih keberatan. Masing-masing jamaah berkata-kata dan berbisik antara satu sama lain. Semua pandangan tertumpu kepada perempuan dan sapi tuanya itu. Mata perempuan tua yang miskin itu sudah mulai berkaca dan berair namun tetap tidak beranjak dan terus menatap penuh harap ke arah Imam tersebut. Sunyi seketika suasana, tiba-tiba muncul seorang jamaah lalu bersuara mencetuskan idea: ”Tak mengapalah, biar aku beli sapi perempuan ini dengan harga 10,000 riyal dan bawa uang itu kemudian sedekahkanlah kepada penduduk di Gaza.

Imam kemudian nampak setuju. Perempuan miskin tua itu kemudian menyeka air matanya yang sudah tumpah. Dia membisu namun sepertinya setuju dengan pendapat jemaah itu. Tiba-tiba bangkit pula seorang anak muda, memberi pandangan yang jauh lebih hebat lagi: ”Bagaimana kalau kita rama-ramai membuat tawaran tertinggi sambil bersedekah untuk membeli sapi ini dan uangnya nanti dikirimkan ke Gaza?” Perempuan itu terkejut, termasuk Imam itu juga. Rupanya ide anak muda itu diterima semua orang. Kemudian dalam beberapa menit para jemaah berebut menyedekahkan uang mereka untuk dikumpulkan dengan cara lelang tertinggi. Ada yang mulai menawar dari 10,000 ke 30,000 riyal dan berlanjutan untuk seketika.

Suasana halaman masjid di Yaman itu menjadi riuh selama proses lelang sapi tersebut. Akhirnya sapi tua, kurus dan tidak berharga milik perempuan tua miskin itu dibeli dengan harga 500,000 riyal, setelah itu uang diserahkan kepada Imam masjid, semua sepakat membuat keputusan itu, kemudian salah seorang jemaah berbicara kepada perempuan tua itu. “Kami telah melelang sapi kamu dan telah mengumpulkan uang sejumlah 500,000 riyal untuk membeli sapi ini. “Akan tetapi kami telah sepakat, uang yang terkumpul tadi diserahkan kepada Imam untuk disampaikan kepada penduduk Gaza dan sapi ini kami hadiahkan kembali kepada kamu,” katanya sambil memperhatikan perempuan tua nan miskin itu yang kembali meneteskan air mata…gembira.

Tanpa diduga, Allah mengatur segalanya, niat perempuan miskin itu untuk membantu meringankan beban penderitaan penduduk Gaza Palestina akhirnya tercapai dan dipermudahkan sehingga terkumpul uang yang banyak tanpa kehilangan “harta” satu-satunya yang ada .  Subhanallah !!!

Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan amal-amal kalian, tetapi DIA melihat kepada hati dan niat kalian.” (HR Muslim dan lainnya)

Hikmah dari kisah ini adalah segala niat murni yang baik senantiasa mendapat perhitungan dan ganjaran Allah apalagi jika datang dari hati kecil seorang miskin yang mau membantu umat Islam yang menderita akibat didholimi rejim zionis, biarpun diri serba kekurangan.

Sumber :
  1. Timbalan Mursyidul Am PAS Dato’ Haron Din kepada Harakah Daily, shared by Kisah Penuh Hikmah
  2. Buletin Al Mujahidin 15/13

1 komentar: