Sulit untuk dimengerti
jika seorang pengusaha yang kaya raya tapi rumahnya nampak sederhana, sama
sulitnya memahami dengan logika jika
seorang Profesor Doctor yang dengan bersusah payah mau mendidik para guru di
sekolah-sekolah yang sangat sederhana. Begitu
juga dengan seorang pejabat tinggi yang berlaku aneh karena mengundurkan diri
dari pekerjaannya hanya
karena ingin membina para petani di
desa-desa.
Semua itu adalah
karena adanya panggilan jihad. Seorang yang kaya raya tapi rumahnya sangat
sederhana, tiada lain karena dia berfikir daripada uang milyaran dijadikan
rumah, lebih baik ia jadikan modal usaha untuk bisa menghidupi banyak orang. Begitulah cara berfikir mujahid ekonomi.
Adapun sang
Profesor Doctor dia ingin menularkan kemampuan mengajarnya kepada guru-guru di sekolah-sekolah sederhana, agar kualitas mengajar guru-guru tersebut
bisa menjadi lebih baik. Sementara sang pejabat tinggi yang berhenti karena dia merasa lebih berguna di lapangan
langsung daripada berada di atas meja. Namun di samping ketiga sosok itu ada sosok mujahid dalam bentuk lain yang mereka dikabarkan mati syahid
di medan-medan pertempuran, di negeri-negeri yang sedang dalam konflik
bersenjata.
Sungguh dunia
Islam saat ini memang sangat membutuhkan sekali para mujahid di bidang
masing-masing mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, politik sampai yang
mengangkat senjata. Hanya saja semua
harus dalam koridor dan perhitungan yang benar-benar matang. Jika tidak !
Ibarat main catur, boleh jadi kita terpancing tipu muslihat musuh, dipancing dapat kuda, tapi kemudian ster kita
hilang. Sabar dan cerdaslah.
(Anonim)
sumber : Buletin Al Mujahidin 06/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar