Selasa, 23 April 2013

Abbas bin Abdul Muthalib

Beliau adalah paman Rasulullah SAW, salah seorang yang paling akrab di hatinya dan yang paling dicintai Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, beliau senantiasa berkata, "Abbas adalah saudara kandung ayahku, barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku.
Ia mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani minum para jamaah haji. Abbas adalah saudara bungsu ayah Nabi SAW, Abdullah bin Abdul Muthalib.
Menurut sejarah, ia dilahirkan tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Makkah. Ibunya, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah.
Pada tahun-tahun awal perjuangan Nabi SAW menyampaikan dakwah Islam, Abbas selalu melindungi Rasulullah dari orang-orang Quraisy yang hendak mencelakakan beliau. Walaupun pada saat itu, ia sendiri belum masuk Islam.  Abbas, biasa juga dipanggil Abu Fadhl, pergi berhijrah ke Madinah bersama Naufal ibnul Harits. Ahli sejarah berbeda pendapat tentang tanggal hijrahnya, namun mereka sependapat bahwa Rasulullah telah memberikan sebidang tanah kepadanya, berdekatan dengan tempat kediamannya.

Ketika Rasulullah SAW wafat, Abbas adalah orang yang paling merasa kesepian atas kepergiannya itu. Abbas hidup terhormat di bawah pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq maupun pada masa kepemimpinan Umar bin Khathab, beliau termasuk salah seorang sahabat nabi yang ikut mengibarkan panji Islam. Sepak terjangnya dicatat sejarah dengan tinta emas dalam Baiat Aqabah Kubra. Ia bertindak sebagai seorang penasihat dan juru runding, menyertai keponakannya dalam majelis itu. Abbas ra wafat pada hari Jumat, 12 Rajab 32 H, dalam usia 82 tahun. Ia dikebumikan di Baqi', Madinah.


republika online


sumber : Buletin Al Mujahidin 10/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar